Senin, 05 September 2016

Ular Naga Salah Satu Permainan Anak Nusantara


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Ular Naga Sebagai Salah Satu
Permainan Anak Nusantara)
_____________________________________________________________










___________________

Kata Pengantar
___________________

"Bentengan • Damdamdeli • Domikado • Evaluasi • Galah Asin •
Kucing-kucingan • Petak Umpet • Slepdur • Ular Naga
• Gobak Sodor • Jamuran • Cublak-cublak Suweng • Komputer
• Boi-boian"

Adalah macam nama permainan anak Nusantara dalam istilah
umum di Nusantara.

Dan tentu, nama-nama ini baru sebagian dari nama
keseluruhannya. Dan keseluruhannya secara umum bisa jadi
sekitar 50'an dan mungkin akan menjadi diatas 100 ketika
istilah nama daerah masing-masing suku di Nusantara di
ikutkan.

Para kawan dimana-pun berada...!

Berikut info sekitar "Ular Naga" sebagai salah satu nama
permainan anak Nusantara.

Selamat menyimak...!


_________________________________________________________

Sekilas info Permainan Anak Ular Naga (Berkelompok)
_________________________________________________________








* Pengertian

Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa
dimainkan anak-anak Jakarta di luar rumah di waktu sore
dan malam hari.

Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang
agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya
rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga
lebih, anak-anak umur 5-12 tahun (TK - SD).

* Cara Bermain

Anak-anak berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak
yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju
atau pinggang anak yang di mukanya. Seorang anak yang lebih
besar, atau paling besar, bermain sebagai "induk" dan berada
paling depan dalam barisan.

Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai
"gerbang", dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan
tangan di atas kepala. "Induk" dan "gerbang" biasanya
dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena
salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam
dialog yang mereka lakukan.

Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular
Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang"
yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan
lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular
Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir,
ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling
belakang akan 'ditangkap' oleh "gerbang".








Setelah itu, si "induk" --dengan semua anggota barisan
berderet di belakangnya-- akan berdialog dan berbantah-b
antahan dengan kedua "gerbang" perihal anak yang ditangkap.

Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga
anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak
yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan
berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu
"gerbang".

Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi,
Ular Naga kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu
ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi.

Demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan kehabisan
anak dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil
pulang orang tuanya karena sudah larut malam.

* Lagu

Lagu ini dinyanyikan oleh semua pemain, termasuk si "gerbang",
yakni pada saat barisan bergerak melingkar atau menjalar.

Ular naga panjangnya bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat, itu yang dicari
Kini dianya yang terbelakang

Kemudian, sambil menerobos "gerbang", barisan mengucap "kosong -
kosong - kosong" berkali-kali hingga seluruh barisan lewat,
dan mulai lagi menjalar dan menyanyikan lagu di atas. Demikian
berlaku dua atau tiga kali.

Pada kali yang terakhir menerobos "gerbang", barisan mengucap
"isi - isi - isi" berkali-kali, hingga akhir barisan dan anak
yang terakhir di buntut ular ditangkap ("gerbang" menutup dan
melingkari anak terakhir dengan tangan-tangan mereka yang
masih berkait).

* Dialog

Kemudian terjadilah dialog dan perbantahan antara "induk" (I)
dengan kedua "gerbang" (G). Dialog ini mungkin berbeda-beda dari
satu tempat ke tempat lain, dan bahkan juga berbeda-beda sesuai
improvisasi si induk dan si gerbang setiap kali seorang anak
ditangkap.

I  : "Mengapa anak saya ditangkap ?"
G  : "Karena menginjak-injak pohon jagung.. "
I  : "Bukankah dia sudah kuberi (bekal) nasi ?"
G  : "Nasinya sudah dihabiskan "
G2 : (menyeletuk) "Anaknya rakus, sih... "
I  : "Bukankah dia membawa obor ?"
G  : "Wah, obornya mati tertiup angin.. "
I  : "Bukankah .... ?"
G  : "..... ", dan seterusnya

Sampai akhirnya si induk menyerah dalam perbantahan. Kemudian,
untuk meyakinkan kokohnya "penjara" yang dihadapinya, si induk
biasanya menanyakan:

(Sambil menepuk/menunjuk salah satu lengan si "gerbang")

I  : "Ini pintu apa ?"
G  : "Pintu besi !"
I  : "Yang ini ?", (menepuk tangan yang lain)
G  : "Pintu api !"
I  : "Ini ?" (menunjuk tangan yang lain lagi)
G  : "Pintu air !",
I  : "Dan ini ?" (menunjuk tangan yang terakhir)
G  : "Pintu duri !"

Putus asa, yakin bahwa "penjara" tak tertembus, si induk
kemudian menoleh kepada anaknya:

I  : "Kau mau pilih 'bintang' atau 'bulan' ?"
A  : "Bintang !"

Dan kemudian anak yang malang itu ditempatkan di belakang
salah satu "gerbang", yang digelari 'bintang'.

Permainan mulai lagi.

_____________

Penutup
_____________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...


Selamat malam...!








_______________________________________________________
Cat :
permainan ular naga
https://www.youtube.com/watch?v=I7nG_nwD4rk
Permainan Tradisional di Indonesia -Ular Naga- Ayo kita lestarikan! - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=57bgHbiw1sw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar