Kamis, 01 September 2016

Pacu Jalur Riau sebagai Perlombaan Perahu Dayung ke Depan


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Pacu Jalur sebagai Perlombaan
Perahu Dayung ke Depan)
________________________________________________________









__________________

Kata Pengantar
__________________

Kegiatan mendayung
Mendayung merupakan sebuah olahraga yang menggunakan
dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut.

Dalam teknik mendayung dengan aar hanya dikenal dua macam
kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur.

Jika menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan
dayung maju sedangkan dayung mundur untuk menghentikan
perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan
perahu bergerak mundur.

Jika ingin membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri
mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur,dan
sebaliknya jika ingin membelok ke kiri.

Demikian wikipedia menggambarkan mengenai cara mendayung
para kawan sekalian.

Menurut hemat penulis "Pacu Jalur" dalam istilah Melayu
Riau  adalah mendayung perahu ke depan.

Berikut info lengkapnya.

Selamat menyimak...!

__________________________________________________________

Sekilas info tentang Pacu Jalur Riau (Perahu Dayung ke Depan)
__________________________________________________________












* Pengertian

Pacu Jalur merupakan sebuah perlombaan mendayung di sungai
dengan menggunakan sebuah perahu panjang yang terbuat dari
kayu pohon.

Panjang perahu ini bisa mencapai 25 hingga 40 meter dan lebar
bagian tengah kir-kira 1,3 m s/d 1,5 m, dalam bahasa penduduk
setempat, kata Jalur berarti Perahu. Setiap tahunnya, sekitar
tanggal 23-26 Agustus, diadakan Festival Pacu Jalur sebagai
sebuah acara budaya masyarakat tradisional Kabupaten Kuantan
Singingi,Riau bersamaan dengan perayaan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia.

Pacu jalur biasanya dilakukan di Sungai Batang Kuantan. Hal
ini tak lepas dari catatan panjang sejarah, Sungai Batang
Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian
hulu dan Kecamatan Cerenti di hilir, telah digunakan sebagai
jalur pelayaran jalur sejak awal abad ke-17. Dan, di sungai
ini pulalah perlombaan pacu jalur pertama kali dilakukan.

Sedangkan, arena lomba pacu jalur bentuknya mengikuti aliran
Sungai Batang Kuantan, dengan panjang lintasan sekitar 1 km
yang ditandai dengan enam tiang pancang.


* Sejarah










Sejarah Pacu Jalur berawal abad ke-17, di mana jalur merupakan
alat transportasi utama warga desa di Rantau Kuantan, yakni daerah
di sepanjang Sungai Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu
Kuantan di bagian hulu hingga Kecamatan CerentiKecamatan Cerenti
di hilir.

Saat itu memang belum berkembang transportasi darat. Akibatnya
jalur itu benar-benar digunakan sebagai alat angkut penting bagi
warga desa, terutama digunakan sebagai alat angkut hasil bumi,
seperti pisang dan tebu, serta berfungsi untuk mengangkut sekitar
40-60 orang. Kemudian muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah,
seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di
bagian lambung maupun selembayung-nya, ditambah lagi dengan
perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah
(gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri).

Perubahan tersebut sekaligus menandai perkembangan fungsi
jalur menjadi tidak sekadar alat angkut, namun juga menunjukkan
identitas sosial. Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan,
dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu.

Baru pada 100 tahun kemudian, warga melihat sisi lain yang
membuat keberadaan jalur itu menjadi semakin menarik, yakni
dengan digelarnya acara lomba adu kecepatan antar jalur
yang hingga saat ini dikenal dengan nama Pacu Jalur.

Pada awalnya, pacu jalur diselenggarakan di kampung-kampung
di sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar
Islam. Namun, seiring perkembangan zaman,
akhirnya Pacu Jalur diadakan untuk memperingati Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh karena itu Pacu Jalur
diadakan sekitar bulan Agustus. Dapat digambarkan saat
hari berlangsungnya Pacu Jalur, kota Jalur bagaikan lautan
manusia. Terjadi kemacetan lalu lintas di mana-mana, dan
masyarakat yang ada diperantauan akan terlihat lagi, mereka
akan kembali hanya untuk menyaksikan acara ini.











Biasanya jalur yang mengikuti perlombaan, bisa mencapai
lebih dari 100. Menurut masyarakat setempat jalur adalah '
perahu besar' terbuat dari kayu bulat tanpa sambungan
dengan kapasitas 45-60 orang pendayung (anak pacu).

Pada masa penjajahan Belanda pacu jalur diadakan untuk
memeriahkan perayaan adat, kenduri rakyat dan untuk
memperingati hari kelahiran ratu Belanda wihelmina
yang jatuh pada tanggal 31 Agustus. Kegiatan pacu jalur pada
zaman Belanda di mulai pada tanggal 31 agustus s/d 1 atau
2 september. Perayaan pacu jalur tersebut dilombakan
selama 2-3 hari, tergantung pada jumlah jalur yang
ikut pacu.

* Proses Pembuatan Jalur

Jalur adalah sejenis perahu yang dibuat dari batang kayu
utuh, tanpa dibelah-belah, dipotong-potong atau disambung-
sambung. Ciri-cirinya adalah kukuh-kuat, ramping, artistik,
sehingga pada waktu berpacu tidak dikhawatirkan
pecah, jalannya laju dan sedap dipandang. Pembuatan jalur
melalui proses yang cukup panjang, yaitu:

Untuk menyusun rencana kerja pertama-tama diselenggarakan
musyawarah atau rapek kampung yang dihadiri oleh berbagai
unsur seperti pemuka adat, cendekiawan, kaum ibu dan pemuda,
dipimpin oleh seorang pemuka desa, biasanya pemuka adat.
Bila disepakati untuk membuat jalur, lalu ditentukan langkah
lebih lanjut.

Memilih kayu. Kayu yang dicari itu harus memenuhi persyaratan
kualitas (jenis), ukuran dan lain-lain, terutama bobot magis
atau spi¬ritualnya. Jenis kayu yang dipilih adalah kayu banio,
kulim kuyiang atau yang lain, harus lurus panjangnya sekitar
25-30 meter, garis te-ngah 1-2 meter dan mempunyai mambang
(sejenis makhluk halus).
 Harus dipertimbangkan agar setelah menjadi jalur dapat mendukung
anak pacu 40-80 orang. Dalam acara pemilihan kayu ini peranan
pawang sangat penting. Sesudah pilihan ditentukan dibuatlah
upacara semah agar kayu itu tidak "hilang" secara gaib.

Menebang kayu. Kayu yang sudah disemah oleh pawang lain
ditobang dengan alat kapak dan beliung. Dahan dan ranting dipisahkan.
Memotong ujung. Kayu yang sudah bersih diabung (dipotong) ujungnya
menurut ukuran tertentu sesuai dengan panjang jalur yang akan
dibuat kemudian kulit kayu dikupas, diukur dibagi atas bagian
haluan, telinga, lambung, dan kemudian dengan alat benang.

Pendadan atau meratakan bagian depan (dada) yakni bagian atas
kayu yang memanjang dari pangkal sampai ke ujung.

Mencaruk, atau mengeruk, melubangi bagian dalam kayu yang
panjang itu dengan ketebalan yang seimbang.

Menggiling atau memperhalus bagian samping atas sehingga
terbentuk bagian bibir perahu sekaligus mulai membentuk
bagian luar bagian atas.

Manggaliak atau membalikkan dan menelungkupkan, yang tadinya
terletak diatas ganti berada di bawah sehingga bagian luar
dapat dikenakan, dirampingkan dengan leluasa.
Pekerjaan ini memerlukan perhitungan cermat sebab harus
selalu menjaga keseimbangan kete¬balan semua bagian jalur.

Cara mengukurnya antara lain dengan membuat lubang-lubang
kakok atau bor yang kemudian ditutup lagi dengan semacam pasak.
Manggaliak atau menelentangkan lagi.Membentuk haluan dan kemudi.

Menghela atau menarik jalur yang sudah setengah jadi itu ke
kam¬pung disertai upacara maelo jalur. Disini kegotongroyongan
sangat besar p  
    $       skan, mengukir terus dinaikkan ke atas ram Account
pian lalu diasapi.Penurunan jalur ke sungai, selesailah proses
pembuatan perahu yang ditutup dengan upacara pula.

* Aturan Permainan










Perlombaan Pacu Jalur Taluk Kuantan memakai penilaian
sistem gugur. Sehingga peserta yang kalah tidak boleh
turut bermain kembali. Sedangkan para pemenangnya
akan diadu kembali untuk mendapatkan pemenang utama. Selain
itu juga menggunakan sistem setengah kompetisi.

Di mana setiap rp  
    $     eberapa kali, dan regu
yang selalu menang hingga perlombaan terakhir akan menjadi
juaranya.

Perlombaan meriah ini dimulai dengan tanda yang cukup unik,
yaitu dengan membunyikan meriam sebanyak tiga kali.

Meriam ini digunakan karena bila memakai peluit, suara
peluit tidak akan terdengar oleh peserta lomba. Karena
luasnya arena pacu dan riuh penonton yang menyaksikan
perlombaan.

Pada dentuman pertama jalur-jalur yang telah ditentukan
urutannya akan berjejer di garis start dengan anggota
setiap regu telah berada di dalam jalur. Pada dentuman
kedua, mereka akan berada dalam posisi siap (berjaga-jaga)
untuk mengayuh dayung. Setelah wasit membunyikan meriam
untuk yang ketiga kalinya, maka setiap regu akan bergegas
mendayung melalui jalur lintasan yang telah ditentukan.

Sebagai catatan, ukuran dan kapasitas jalur serta jumlah
peserta pacu dalam lomba ini tidak dipersoalkan, karena
ada anggapan bahwa penentu kemenangan sebuah jalur lebih
banyak ditentukan dari kekuatan magis yang ada pada kayu
yang dijadikan jalur dan kekuatan kesaktian sang pawang
dalam "mengendalikan" jalur.

* Acara










Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang
sangat meriah. Menurut kepercayaan masyarakat setempat,
Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala
upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk
mencari penghidupan selama setahun. Masyarakat Kuantan
Singingi dan sekitamya tumpah ruah menyaksikan acara yang
ditunggu-tunggu ini.

Selain sebagai acara olahraga yang banyak menyedot
perhatian masyarakat, festiyal Pacu Jalur juga mempunyai
daya tarik magis tersendiri. Festival Pacu Jalur dalam
wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas
yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga, seni, dan
olah batin.

Namun, masyarakat sekitar sangat percaya bahwa yang banyak
menentukan kemenangan dalam perlombaan ini adalah olah batin
dari pawang perahu atau dukun perahu. Keyakinan magis ini
dapat dilihat dari keseluruhan acara ini, yakni dari persiapan
pemilihan kayu, pembuatan perahu, penarikan perahu, hingga
acara perlombaan dimulai, yang selalu diiringi oleh
ritual-ritual magis.

Pacu Jalur dengan demikian merupakan adu tunjuk kekuatan
spiritual antar dukun jalur. Selain perlombaan, dalam pesta
rakyat ini juga terdapat rangkaian tontonan lainnya, di
antaranya Pekan Raya, Pertunjukan Sanggar Tari, pementasan
lagu daerah, Randai Kuantan Singingi, dan pementasan kesenian
 tradisional lainnya dari kabupaten atau kota di Riau.

_____________

Penutup
_____________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!








____________________________________________________________
Cat :
AVSEQ01 - YouTube
Pacu Jalur di Taluk Kuantan Tahun 2011 Hari Ke 4
https://www.youtube.com/watch?v=A2KE4Finj3Y
Pacu Jalur 2015 Taluk Kuantan Kuansing - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=iTzyst5EvBE


Link Dayung Belakang :
http://tanyajawabinternet72.blogspot.co.id/2016/09/rowing-sebagai-perlombaan-perahu-dayung.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar