Minggu, 28 Agustus 2016

Anggar Indonesia



#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Anggar dalam hubungannya dengan Cara Bermain,
Lapangan/Area, Pakaian dan Anggar Indonesia)
______________________________________________________________________












____________________

Kata Pengantar
____________________

"Anggar kali kau...!" Begitu kata orang Medan Sekitarnya pada seseorang
yang suka menunjuk-nunjukkan kelebihan dirinya yang dalam hal ini bisa
dalam bentuk harta benda yang dianggarkan juga bisa dalam bentuk suatu
keahlian.

Para kawan dimana-pun berada...!

Bukan "Anggar" ala Orang Medan ini yang penulis maksud dalam postingan
ini, meskipun memberi kesan istilah anggar ini hampir sama dengan
istilah dalam pengertian umum.

"Anggar medan lebih memberi kesan kesombongan sedangkan Anggar dalam
pengertian umum lebih memberi kesan keahlian".

"Aggar Medan sebagai suatu kesombongan tak pernah diakui sebagai suatu
prestasi apalagi untuk diberikan piala. Sedangkan anggar dalam mengertian
umum suatu keahlian atau Prestasi dan pantas mendapatkan piala.

Nah...!

Berikut info sekitar Anggar sebagai suatu Seni Bela Diri dan berasal dari
istilah "en garde", artinya dalam Bahasa Indonesia "bersiap".

Selamat menyimak...!
________________________________________

Sikilas info tentang Anggar
________________________________________









* Pengertian

Anggar adalah seni budaya olahraga ketangkasan dengan senjata yang
menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong, menusuk atau
menangkissenjata lawan dengan menggunakan keterampilan dalam
memanfaatkankelincahan tangan. Dalam artian lebih spesifik, anggaran
adalah satusatu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah - sekolah
Eropa padamasa lalu dalam melatih keahlian dalam menggunakan senjata
tajam  yang akhirnya menjadi salah satu olahraga resmi di Olimpiade.

Etimologi kata "anggar" dalam bahasa Indonesia berasal dari Bahasa
Perancis "en garde", artinya dalam Bahasa Indonesia berarti "bersiap".
Kata "en garde" digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk
memberi perintah "bersiap" kepada pemain. Dalam bahasa Perancis
sendiri anggar disebut sebagai escrime. Walaupun kita menganggap
anggar sebagai permainan yang menghibur, sebagai senjata, sebagai
sarana pendidikan atau pun olahraga, ternyata anggar mempunyai
perjalanan sejarah yang cukup panjang. Kemampuan teknis, catatan
pencapaian yang cukup panjang, di luar hal - hal tersebut adalah
nilai - nilai yang terkandung dalam permainan anggar sendiri hingga
kini masih diajarkan melalui praktik olahraga itu sendiri.

Jika sejarah mengenai anggar ditelusuri, kita akan mengacu pada
penggunaan pedang. Sejak dahulu kala, pedang diciptakan sebagai alat
untuk melindungi diri. Manusia menggunakan kekuatan dan ketangkasannya,
memilih bahan dan alat, meningkatkan ketrampilannya dengan menggunakan
kepandaiannya. Semua itu merupakan latar belakang permainan anggar.

Anggar merupakan salah satu dari sedikit olahraga yang mengakui
profesionalisme sebelum tahun 1980an. Bahkan pada peraturan - peraturan
awal Olimpiade yang ditulis oleh Baron Pierre de Coubertin (presiden
kedua dari International Olympic Committee), dengan jelas menyatakan
bahwa pemain anggar profesional yang disebut dengan Masters
diperbolehkan untuk ikut bertanding.

Anggar dipertandingkan pada ajang Olimpiade untuk pertama kalinya pada
tahun 1896. Merupakan salah satu dari sedikit cabang olahraga yang
menjadi program tetap dalam pelaksanaan Olimpiade.


* Nomor-nomor dalam anggar









Sasaran foil menurut standar internasional, yaitu torso dan
bagian bawah pelindung muka 1,5-2 cm di bawah dagu.

Line, yaitu pembagian posisi tubuh pemain anggar

Posisi menyerang di sebelah kanan, menunjukkan jangkauan yang didapatkan
pemain anggar dibandingkan dengan posisi en garde. Anggar yang
dipertandingkan pada olimpiade memainkan tiga nomor, yang dinamakan
berdasarkan senjatanya:

Floret (foil):
Pedang yang berbentuk langsing, lentur dan ringan, ujungnya datar atau
bulat, tumpul dan berpegas. Bila ditusukkan dapat naik/turun, beratny
500 gram (5 ons). Pelindung tangan yang terdapat pada floret lebih
kecil dibandingkan dengan Degen dan Sabel. Ujungnya untuk menusuk dan
bagian bawah pedang untuk menangkis dan menekan.

Sabel (sabre):
Pedang yang berbentuk segitiga dan sudutnya tidak tajam, seperti
parang kecil, semakin keatas semakin pipih dan ujungnya ditekuk
hingga tidak meruncing, beratnya 500 gram. Pelindungan penuh menutupi
tangan sampai pangkal tangkai. Bagian atas pedang untuk memarang dan
bagian bawah untuk menangkis, serta ujungnya untuk menusuk.

Degen (epée):
Pedang berbentuk segitiga dan berparit, pada pangkalnya tebal dan
samping keujung kecil, agak kaku. Ujungnya datar dan berpegas dengan
pelindung tangan besar, beratnya 750-770 gram. Bagian bawah pedang
untuk menangkis dan ujungnya untuk menusuk.

* Cara Bermain

Tiga jenis senjata yang digunakan cabang anggar dalam ajang Olimpiade:
foil, epee dan sabre. Dimainkan di arena seluas 14×1,5 meter.
Dilengkapi dengan kabel dan kostum khusus, para pemain dihubungkan
dengan sistem penilaian elektronik yang akan bereaksi jika terkena
tusukan. Dalam setiap pertandingan digunakan sistem eleminasi langsung.
Sebuah tim akan terdiri dari 3 pemain dan masing - masing akan berduel
dengan anggota tim lawan.

* Lapangan/Area







Arena anggar biasanya dalam ruangan tertutup, panjangnya 12 meter
dan lebarnya 2 meter. Ditutupi linolium (gabus) dan dilengkapi
peralatan elektronik untuk mengetahui terjadinya poin.

* Pakaian









Pakaian dan peralatan anggar: (1) jaket, (2) sarung tangan,
(3) kabel badan, (4) Épée, (5) celana, (6) masker, (7) plastron
(pelindung ketiak).
Pakaian terdiri dari:

Masker (Pelindung Muka).
Sarung Tangan.
Baju Jaket terbuat dari bahan yang kuat dan berwarna putih.
Untuk pemain Epee atau Poil, baju pemain terbuat dari metal.

* Wasit









Setiap wasit yang memimpin pertandingan, dapat menjatuhkan sanksi
(hukuman) pada atlet, apabila melakukan pelanggaran yang ditentukan.
Pelanggaran pertama, wasit mengeluarkan kartu kuning. Pelanggaran
kedua, wasit mengeluarkan kartu merah. Pelanggaran ketiga, wasit
mengeluarkan kartu hitam, (pelanggaran berat, atlet diskor
dari pertandingan).

* Kelas dalam Anggar










Jenis-jenis anggar sebagai berikut:

épée perorangan
épée tim
foil perorangan
foil tim
sabre perorangan
sabre tim [1]

Sejarah Masuknya Anggar ke Indonesia








Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia, para tentara Kerajaan
Belanda membawa serta olahraga anggar masuk ke Indonesia. Pada saat
itu terdapat dua macam tujuan permainan anggar, yaitu untuk
berkelahi dan olahraga.

Kemampuan bermain anggar untuk berkelahi diwajibkan bagi setiap
tentara Hindia Belanda (KNIL) dengan menggunakan kelewang (pedang)
atau sangkur. Sedangkan, permainan anggar untuk olahraga dipersilakan
bagi para bintara, perwira, serta mahasiswa.

Tokoh-tokoh militer bangsa Indonesia yang mempunya keahlian bermain
anggar pada waktu itu antara lain adalah Drh.Singgih, Soeparman,
Maryono, Setu, Warsimin, Paimin Salekan, Atmo Soewirjo, J. Sengkey,
Suratman, Mantiri, C.H. Kuron, Mangangantung, dan Soekarno.

Untuk dapat meningkatkan kemampuan bermain anggar maupun olahraga
lainnya, KNIL mendirikan sekolah olahraga militer. Sekolah olahraga
militer tersebut didirikan guna untuk mendidik para guru anggar,
guru renang, dan guru olahraga lainnya. Lembaga pendidikan militer
tersebut didirikan di Bandung dan Magelang.

Pada masa penjajahan Jepang, tidak ada informasi yang masuk tentang
perkembangan olahraga anggar di Indonesia. Dalam masa perang kemerdekaan,
banyak guru anggar yang berasal dari mantan instruktur militer Belanda
yang menjadi instruktur di Akademi Militer Yogyakarta. Mereka mengajarkan
cara bermain anggar, baik untuk olahraga maupun berkelahi dengan
menggunakan sangkur.

Dalam Pekan Olahraga Nasional pertama yang diselenggarakan pada tahun
1948 di Solo, olahraga anggar mulai diperkenalkan serta dieksibisikan
oleh para guru anggar mantan instruktur militer Belanda tersebut.

Setelah penyerahan kedaulatan Negara Republik Indonesia, para guru
anggar yang tersebar di tanah air mulai mengembangkan olahraga anggar
dengan cara mendirikan perkumpulan-perkumpulan anggar di beberapa
daerah. Seperti di Sumatera Utara, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan di Sulawesi Selatan.

Perkumpulan anggar di ibukota kita, Jakarta, didirikan oleh Kasimin
Atmosoewirjo, Soekarno, dan Drh. Singgih. Di awal tahun 1950, Kasimin
Atmosoewirjo mulai mengembangkan olahraga anggar di Jakarta bersama
dengan puteranya yang bernama Suratmin.

Perjuangan para guru anggar yang telah merintis olahraga anggar di
tanah air selanjutnya dikembangkan oleh para penerus. Baik oleh murid,
anak, maupun cucu, sehingga pada saat ini olahraga anggar dapat terus
berkembang di berbagai provinsi di Indonesia.

Setelah penyerahan kedaulatan Indonesia oleh pihak Belanda, permainan
anggar mulai diajarkan di sekolah olahraga maupun perguruan tinggi
olahraga. Di lingkungan akademi militer dan polisi juga sempat
diajarkan cara bermain anggar, namun pada akhirnya kurang berkembang.

Dalam perkembangan selanjutnya, olahraga anggar mulai dipertandingkan
dalam Pekan Olahraga Nasional kedua yang diselenggarakan pada tahun 1951
di Jakarta. Setelah itu olahraga anggar selalu dipertandingkan dalam
setiap Pekan Olahraga Nasional hingga sekarang.

* Perkembangan Anggar di Indonesia

Cabang anggar Indonesia, di SEA Games 2007 Thailand hanya kebagian
satu medali perunggu untuk nomor tim floret putri setelah dalam
semifinal kalah tipis dari Filipina 43-44 di Suranaree University
of Technology Nakhon Ratchasima.Sementara itu medali emas direbut
tim Singapura yang mengalahkan tim Filipina dengan 37-25 yang
berhak atas medali perak.Hingga berakhirnya pertandingan cabang anggar,
Selasa (11/12), Indonesia tidak mampu meraih medali emas, dan
hanya mengoleksi dua medali perak dari nomor floret perorangan
putri atas nama Fabiola Tirza Paulany Ratu dan tim degen putri.

Selebihnya empat medali perunggu dihasilkan dari degen perorangan
putra atas nama Agustinus Pieter Manuhutu, degen perorangan putri
Isnawaty Sir Idar, dan dua dari tim floret putra dan putri.
Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI) memanggil
dua atlet nasional untuk mengikuti Kejuraan Dunia Anggar Kadet
dan Junior 2010 di Baku, Rusia, pada 1-14 April. Ia mengatakan
atlet Kaltim yang dipanggil ialah Ima Safitri, sedangkan dari
DKI Jakarta ada Aditya Baskara. Aditya Baskara yang akan bermain
di senjata floret putra kadet, sedangkan Ima Safi tri akan bermain
di nomor senjata sabel kadet.

____________________

Penutup
____________________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

....dan.....

Selamat malam...!
________________________________________________________________________
Cat :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/pencak-silat-motcak-pemahaman-umum.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/capoeira-pemahaman-umum-sejarah-teknik.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/11/ninja-asal-usul-pelatihan-peralatan-dan.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/karate-pemahaman-umum-latihan-dasar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar