Sabtu, 24 September 2016

Syamsul Anwar Harahap dan Paruhum Siregar


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Syamsul Anwar Harahap dan Paruhum Siregar
dalam hubungannya dengan Dunia Boxing / Tinju)
_______________________________________________________________











__________________

Kata Pengantar
__________________

Dongan ale dongan, dongan nadua tolu para pencita tenju yang penah menenju
maupun hona tenju...! Setelah membaca judul diatas apa yang ada dipikiran
anda, apakah anda berpikir Paruhum Siregar pernah martenju dengan Syamsul
Anwar Harahap.

Kakakakaka...kkk...jika dongan berpikir demikian, maka dongan dinyatakan
salah, karena Paruhum Siregar itu adalah Tulangnya Syamsul Anwar harahap,
yang sekaligus menjadi guru tennjunya.

Dongan ale dongan, saya tidak punya data yang banyak mengenai Paruhum
siregar, kecuali :

- Belia pernah jura tenju Asian Games IV di Jakarta dengan meraih
  Medali Perak.
- Beliau memiliki sasana tenju di Medan Karena itu yang jadi fokus pada
  tulisan ini adalah "Bagaimana bang Syamsul Anwar Harahap bisa menjadi
  petinju" dibawah bimbingan tulangnya sendiri yaitu Paruhum siregar.

Berikut info kelengkapannya...!

....dan...

Selamat menyimak...!
bersama macam animasi tinju atau Boxing

____________________________________________________________________

Sekilas info mengenai Syamsul Anwar Harahap dan Paruhum Siregar
____________________________________________________________________









- Syamsul Anwar Harahap yang merupakan lulusan tahun 1971 ini lahir di
Pematangsiantar Sumatera Utara 1 Agustus 1952, sebagai anak dari
pasangan Bisman Harahap dan Nauly Siregar.

- Setelah lulus SD dan hendak memasuki bangku sekolah SMP, Syamsul yang
lahir di Pemantangsiantar berangkat ke Medan mengikuti tulangnya
Paruhum Siregar

- Sejak masih usia bocah hingga duduk di bangku SMA, Syamsul mengalami
kendala pada tangan kanan. Karena penyakit polio, tangan kanannya mengecil.

- Ayahnya, Bisman Harahap, sering berselisih paham dengan ibunya, Nauly
Siregar, gara-gara kondisi Syamsul ini. Kondisi fisiknya yang tak
sempurna membuat Syamsul apatis.

- Dia tak pernah berangan-angan menjadi olahragawan yang berprestasi,
apalagi menekuni olahraga tinju.

- Untuk menyemangatinya, ibu sering menceritakan kisah Wilma Rudolph
yang merebut medali emas lari maraton Olimpiade 1960. Sama seperti
dirinya, Rudolph memiliki cacat di kakinya akibat serangan virus polio.

__________________________________

Masa Syamsul Anwar Ikut Tulangnya
__________________________________









- Setelah ikut pamannya di sasana tenjunya, Syamsul tidak ikut berlatih,
dan Tulangnyapun tidak menyuruhnya untuk ikut. Beliau hanya bertugas mem
bersihkan sasana tenju agar tidak berdebu dan ,menyiapkan perlatan tenju
jika waktu berlatih sudah tiba.

- Saat ulang tahun ke-17 pada 1 Agustus 1969, Bang Syamsul gelisah dan
kesal. Gara-garanya, tidak ada seorang pun yang memberi ucapan selamat
ulang tahun. "Saya memang tidak pernah memberi tahu Tulang (paman, Red)
bahwa saya ulang tahun. Tetapi, saya pikir Tulang tahu hari itu adalah
ulang tahun saya," kata Bang Syamsul

- Untuk menghilangkan rasa kesal itu, Bang Syamsul pergi ke belakang rumah,
tempat latihan tinju. Di sana masih bergantung sansak. Untuk menghilangkan
kekesalannya, Bang Syamsul memukul-mukul sansak berulang-ulang, sekuat tenaga.

- Perilaku aneh Bang Syamsul itu dilihat Paruhum. Sejak itu, Bang Syamsul
punya motivasi untuk mencoba apa yang dikatakan pamannya, yakni cara
mengatasi tangan kanannya yang lemah. Caranya, sebagaimana anjuran sang
paman, berlatih mengangkat barbel. Awalnya, barbel di tangan kanan itu
selalu jatuh. Namun, Bang Syamsul tak pernah putus asa.
_____________

Masa Latihan
_____________








- Setelah latihan mengangankat barbel, Latihan mulai ditingkatkan pada
pukulan teknik-teknik bertinju. "Saya sangat keras berlatih. Setiap
pulang sekolah, saya langsung latihan. Bahkan, ketika petinju yang lain
sudah selesai dan pulang ke rumahnya masing-masing, saya masih berlatih,"
jelas Bang Syamsul. tiga bulan berlatih,

- Setelah tiga bulan dia berlatih, Pertina hendak berulang tahun satu
dasawarsa. Ulang tahun itu jatuh pada Oktober, tetapi baru dirayakan
pada November 1969. Pertina merayakannya dengan mengadakan pertandingan
tinju terbuka se-Sumatera Utara. Atas permintaan pamannya, Bang Syamsul
ambil bagian. Dia turun di kelas terbang (51 kg).
____________________________________________

Masa Mengikuti Perlom baan-perlombaan Tinju 
____________________________________________








- Hasilnya, pada kelas (51 Kg) ini, Bang Syamsul menjadi juara.
Hebatnya, kemenangan sejak babak penyisihan hingga final diperoleh
dengan angka mutlak. Sejak itu, Paruhum tak ragu lagi memberikan ilmu
bertinju kepada Bang Syamsul.

- Selanjutnya beliau mengukuti kejuaraan tinju terbuka se-Sumut di
Tarutung. Bang Syamsul tidak lagi turun di kelas terbang, tetapi
naik ke kelas bulu (57 kg). Di final, Bang Syamsul mengalahkan petinju
nasional Chaerudin dengan angka mutlak.

- Turnamen internasional Pesta Sukan di Singapura pada 1971, di
ikutinya juga seluruh lawannya dikalahkan dengan angka mutlak!
Ia kemudian dijuluki Buldózer karena  gaya bertinjunya yang penuh
perhitungan, pukulan-pukulannya efektif dan memiliki kecermatan
membaca gaya bertinju lawannya.

- Pada 1978 Bang Syamsul menerima Bintang Anugerah Olahraga dari
pemerintah yang diberikan langsung oleh Suharto, Presiden RI saat itu. -
Pada 1983, Bang Syamsul Anwar yang berisitrikan Eksi Woro Andayani
yang dikaruniai empat anak  ini mundur dari ring tinju amatir. Namun
kecintaannya terhadap dunia tinju membuat ia tidak lepas dari
olahraga tersebut.

Dongan ale dongan berikut Catatan Prestasinya :

• 139 kali pertandingan, 123 menang, 16 kalah, tanpa pernah kalah KO.
• Medali Emas Pesta Sukan Singapura 1971 Kelas Ringan dan 1975 Kelas
Welter Ringan • Medali Emas, Pakistan Open, Karachi (1976)
• Juara III Asia Kelas Welter Ringan di Yokohama, Jepang (1975)
• Medali emas Piala Presiden (1976) - mengalahkan Thomas Hearns
(Amerika Serikat) di final dengan angka.
• Menerima penghargaan sebagai Olahragawan Terbaik Indonesia tahun 1978.

____________________________

Penutup dan Kesimpulan
____________________________

Dongan ale donga, para pecinta seni tinju, Syamsul Anwar pernah berkata :
"Doa yang selalu dipanjatkan bukan hanya untuk kemenangan, Namur juga untuk
keselamatan. Olahraga mengajariku, kalau aku sukses setelah berlatih keras,
itu wajar. Kalau aku tidak berlatih, terus aku berdoa minta kemenangan
dan terkabul, bagiku Tuhan tidak\adil. Masa, aku tidak latihan, lawanku
latihan, kok aku yang menang?” ujarnya tertawa.

Kakakakaka...kkk...botul juga ja abang. Masa kita ingin selalu menang
sementara kerja keras tidak mau, latihan tidak mau. Hahahahaha...hebat.
Hebat abang Syamsul Anwar ini.

Semoga kami dapat pelajaran dari hasil kerja kerasnya.

Selamat malam...!






























___________________________________________________________________
Cat :
- Sumber macam situs Paruhum Siregar dan Sayamsul Anwar Harahap.
- Sampai 18 Januari 2016 dilihat 415 kali
- Diperbaharui Januari 2016
- Postingan ini berhubungan dengan :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/tinju-pemahaman-umum-sejarah-etimologi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar